Friday, June 3, 2011

4 June 2011 | Maaf Sobat, Bukanya Kami Tidak Mau Mengucapkan Happy Birthday

Firstly, props to my brother Bilal Baya'sut. mumpung pas tanggal 4 Juni, penting banget gw share ini.. ini gw ambil dari note fesbuknya saudara gw fillah Bilal.. jadi tafaddhal dibaca :cystg




[NO COPYRIGHT]
Semoga Allah selalu memberi petunjuk kepada kita semua.aaamiiin

Teman teman Fillah sekalian,mungkin kalian heran tentang note ini, kok judulnya tentang ulang tahun..? emang ada apa dengan ulang tahun…? , sabar dulu… sebelum kita membahas yang namanya ulang tahun, akan lebih afdol buat kita semua dan bahkan penting banget untuk benar benar memahami tentang sunnah rasulallah saw . . .

Makna sunnah Nabi
Yang dimaksut dengan sunnah nabi adalah petunjuk dan jalan yang ditempuh. Di dalamnya mencakup perkara-perkara yang hukumnya oleh Rasulallah baikpun itu wajib maupun sunnah,yang berkaitan dengan akidah maupun ibadah dan yang berkaitan mualamah maupun akhlak.

Para ulama salaf mengatakan bahwa sunnah artinya mengamalkan Al Qur’an dan hadits serta mengikuti para pendahulu yang shalih serta ber-ittiba’ (berteladan) dengan jejak mereka. (Al Hujjah fi Bayanil Mahajjah,2/428,Ta’dhimus Sunnah,18)

Ibnu Rajab menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan As Sunnah pada asalnya adalah jalan yang ditempuh dan itu meliputi sikap berpegang teguh dengan apa yang dijalani oleh Nabi dan para khalifahnya baik keyakinan, amalan, maupun ucapan. Dan inilah makna As Sunnah secara sempurna. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, hadits no. 28)

Dan Rasulallah,menegaskan dalam hadist nya :
“Wajib atas kalian berpegang dengan Sunnahku dan Sunnah para Al Khulafa Ar Rasyidin…”(Shahih, HR Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’, 2549]
Dan Allah sendiri memerintahkan :
“Dan apa yang diberikan Rasul kepada kalian maka ambillah sedang apa yang beliau larang darinya maka berhentilah.” (Al Hasyr: 7)

Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di mengatakan: “Perintah ini mencakup prinsip-prinsip agama dan cabang-cabangnya baik lahir maupun batin dan bahwa yang dibawa oleh Rasul maka setiap hamba harus menerimanya dan tidak halal menyelisihinya. Apa saja yang disebut oleh Rasul seperti apa yang disebut oleh Allah, tidak ada alasan bagi seorangpun untuk meninggalkannya dan tidak boleh mendahulukan ucapan siapapun atas ucapan Rasul.” (Taisir Al Karimirrahman, 851)
“Barangsiapa yang mentaati Rasul berarti ia mentaati Allah.” (An Nisa’: 80)

Maksudnya, setiap orang yang taat kepada Rasul dalam perintah dan larangan berarti ia taat kepada Allah karena Nabi tidak memerintah atau melarang kecuali dengan perintah dari Allah. Ini berarti pula terlindunginya Nabi dari kesalahan karena Allah memerintahkan kita untuk taat kepadanya secara mutlak. Kalau seandainya beliau tidak ma’shum (terjaga dari salah) pada apa yang beliau sampaikan dari Allah, tentu Allah tidak akan memerintahkan taat kepadanya secara mutlak dan tidak memujinya. (Taisir Al Karimirrahman, 189 dan Tafsir Ibnu Katsir, 2/541)
“Dan tidaklah ada pilihan bagi seorang mukmin atau mukminah jika Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan sebuah perkara pada urusan mereka.” (Al Ahzab: 36)

Ibnu Katsir mengatakan: “Ayat ini umum pada seluruh perkara yaitu jika Allah dan Rasul-Nya menetapkan hukum sebuah perkara maka tidak boleh bagi seorangpun untuk menyelisihinya. Tidak ada peluang pilihan, ide atau pendapat bagi siapapun di sini.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/498)

Ketiga ayat ini menunjukkan secara jelas bagaimana semestinya kita menempatkan Sunnah Nabi, yakni wajib mengambilnya dan merupakan keharusan yang tidak ada tawar-menawar lagi. Kemudian menjadikan Sunnah tersebut sebagai pedoman dalam melangkah melakukan ketaatan kepada Allah. Hal itu karena Allah jadikan Nabi-Nya sebagai penjelas Al Qur’an sebagaimana dalam firman-Nya:

“Dan kami turunkan kepadamu Al Qur’an agar engkau terangkan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka.” (An-Nahl: 44)

Selanjutnya kita lihat bagaimana hadits-hadits yang memerintahkan untuk mengikuti Sunnah, di antaranya:
Dari Al Irbadh bin Sariyah ia berkata: “Rasulullah memberikan sebuah nasehat kepada kami dengan nasehat yang sangat mengena, hati menjadi gemetar dan matapun menderaikan air mata karenanya, maka kami katakan:’ Wahai Rasullullah seolah-olah ini nasehat perpisahan maka berikan wasiat kepada kami’, lalu beliau katakan: ‘Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup sepeninggalku ia akan melihat perbedaan yang banyak, maka wajib atas kalian bepegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah para Al Khulafa Ar Rasyidin, gigitlah dengan gigi-gigi geraham kalian dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang baru karena sesungguhnya semua bid’ah itu sesat.” (Shahih, HR Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’, 2549)

Demikian Nabi mewasiatkan kepada para sahabat beberapa wasiat penting di antaranya perintah untuk berpegang teguh dengan Sunnahnya dan Sunnah para Khulafa Ar Rasyidin. Bahkan beliau menyuruh untuk menggigitnya dengan gigi kita yang paling kuat. Di masa sahabat saja Rasulullah telah berwasiat demikian, lebih-lebih di zaman sepeninggal beliau di mana kondisi masyarakat dari sisi keagamaan semakin buruk dengan munculnya berbagai perselisihan dan bid’ah pada perkara-perkara yang prinsipil.
Dari penjelasan di atas,telah jelas sekali bahwa sangat penting sekali untuk mengikuti sunnah rasulallah saw , karena akhlak beliau adalah al quran,dan jalan hidup beliau adalah jalan hidup yang terbaik.




Hukum Merayakan Ulang tahun

Naah..sekarang kita baru kembali ke permasalahan utama,yaitu ulang tahun (maulid).


Diriwayatkan bahwa pada zaman rasulallah saw , sahabat,khulafa urasyidin,tabiin dan tabi’ut tabi’in.tidak pernah ada yang namanya merayakan maulid (atau ulang tahun).bahkan rasulallah saw pun tidak pernah menganjurkan sahabat – sahabatnya untuk merayakan maulidnya . bahkan begitu juga dengan rasulallah saw yang tidak pernah merayakan hari kelahiran istri-istrinya,anak-anaknya,sahabat-sahabatnya dan yang lainya,begitu juga dengan para sahabat yang tidak pernah merayakan hari kelahiran siapapun.

mengapa demikian ? ? ?

karena dalam agama islam , hari raya yang patut dirayakan itu hanya dua yaitu hari raya idul fitri dan idul adha , dan satu hari raya tiap minggunya , yaitu hari jumat
كان لكم يومان تلعبون فيهما وقد بدلكم الله بهما خيراً منهما يوم الفطر ويوم الأضحى
sesungguhnya ada pada kalian terdapat dua hari untuk bermain yang kemudian Allah menggantikannya dengan yg terbaik (khairan) yaitu eidul adha dan fitri.(HR.Abu dawud , muslim)

nabi SAWbersabda: "Sungguh Allah telah menggantikan bagi kalian dengan yang lebih baik dari keduanya, Hari Idul Fitri dan Idul Adha". (H.R Abu Dawud dan hadits tersebut sesuai dengan syarat Imam Muslim).

"Hari Jum'at adalah hari yang Allah jadikan bagi kaum muslimin sebagai 'ied" (H.R Ibnu Majah)

Rasulallah saw telah menyampaikan risalahnya secara keseluruhan , tidaklah beliau meninggalkan suatu jalan menuju surga,menjauhi diri dari neraka , kecuali beliau terangkan kepada umatnya sejelas jelasnya.
Seagaimana telah disabdakan dalam haditsnya,dari ibnu umar radhiallahu anhu bahwa beliau bersabda :

”Tidaklah Allah mengutus seorang nabi,melainkan diwajibkan baginya agar menunjukan kepada umatnya jalan kebaikan yang telah diajarkan kepada mereka,dan memperingatkan mereka dari kejahatan yang telah ditujukan kepada mereka (HR.Muslim)

Jadi seandainya maulid nabi, atau merayakan ulang tahun kepada siapapun itu betul betul datang dari agama yang diridhai Allah,niscaya rasulallah menerangkan kepada umatnya,atau beliau mengamalkan dalam hidupnya,atau paling tidak diamalkan oleh para sahabat.maka jika hal itu belum pernah terjadi , maka jelaslah bahwa hal itu bukan dari ajaran agama islam sama sekali,dan merupakan sesuatu yang diada adakan dalam islam.

Jadi jelaslah hal ini merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam islam. Dan coba kita renungkan, rasulallah saw saja tidak mau hari kelahiranya dirayakan , begitu juga dengan hari kelahiran keluarga dan sahabat-sahabatnya.apalagi hari kelahiran kita,orang tua kita,sanak saudara kita.
Apakah pantas dan layak untuk kita merayakan hari ulang tahun diri kita,orangtua ,keluarga,saudara,dan teman-teman kita ? , sedangkan rasulallah,orang yang akhlaknya adalah alquran tidak mau dirayakan ulang tahunya..? silahkan dijawab sendiri

Selain riwayat dan alquran,terdapat juga fatwa fatwa dari ulama ulama besar yang menyatakan haramnya merayakan maulid (hari kelahiran).

Salah satunya adalah fatwa dari syekh ibnu baz,yang menyatakan :

الاحتفال بالموالد سواء مواليد الأنبياء أو مواليد العلماء أو مواليد الملوك والرؤساء كل هذا من البدع التي ما أنزل الله تعالى بها من سلطان وأعظم مولود هو رسول الله صلى الله عليه وسلم ، ولم يثبت عنه ولا عن خلفائه الراشدين ولا عن صحابته ولا عن التابعين لهم ولا عن القرون المفضلة أنهم أقاموا احتفالاً بمناسبة مولده صلى الله عليه وسلم ، وإنما هذا من البدع المحدثة التي حدثت بعد القرون المفضلة على يد بعض الجهال، الذين قلدوا النصارى باحتفالهم بمولد المسيح عليه السلام، والنصارى قد ابتدعوا هذا المولد وغيره في دينهم، فالمسيح عليه

Fatwa di atas menyatakan bahwa merayakan hari kelahiran,meskipun itu adalah kelahiran rasul,sahabat,khilafa’,atau raja raja adalah bidah. Dan juga dijelaskan pada zaman khulafa’,tabi’in dan tabi’ut tabi’in tidak ada hal hal semacam merayakan maulid tersebut dan hal ini muncul karena mengikuti kebiasaan kaum nasrani dimana mereka memperingati kematian nabi isa ,pada aman salahaddin dan bani abasyiah.

Dan mungkin akan timbul pertanyaan : bagaimana cerita dan kisahnya sehingga kita bisa mengenal dengan yang namanya happy birthday ?

Hal itu karena perbuatan meniru(tasyabuh) orang orang kafir yang dengan berlebih lebihan (ghuluw) menyanjung nabi isa putra maryam , sehingga dirayakan pula hari lahir nya dan hari kematianya
Rasulallah saw bersabda :
”janganlah kalian ghuluw / berlebih-lebihan dalam agama , karena sesungguhnya yang menghancurkan orang orang sebelum kalian adalah sikap berlebih lebihan dalam agama
”janganlah kalian berlebih lebihan dalam memujiku sebagaimana kaum nasrani memuji putera maryam,aku tidak lain hanyalah seorang hamba,maka katakanlah : hamba Allah dan Rasulnya
(HR.Bukhari dalam kitab shahinya , dari hadits umar ,radhiallahuanhu)

عن ابن عمر - رضي الله عنهما - قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وعلى آله وسلم-: من تشبه بقوم فهو منهم أخرجه أبو داود وصححه ابن حبان.

“Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa ‘ala aalihi wasallam bersabda:”Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut”(HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

Jadi jelas bahwa memperingati hari kelahiran adalah suatu perbuatan tasyabuh yaitu meniru orang orang kafir,dan barang siapa yang menyerupai suatu kaum,maka dia termasuk dalam kaum tersebut.naudzubillahimindzalik.

Dan mungkin akan ada lagi pertanyaan : ”ah masak,itu bener ?, tapi kan hampir dan bahkan 99% manusia di dunia ini merayakan ulang tahun ?

Jawabanya ada pada Alquran surat (al an am ayat 116)

وَإِن تُطِع أَكثَرَ مَن فِى الأَرضِ يُضِلّوكَ عَن سَبيلِ اللَّهِ ۚ إِن يَتَّبِعونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِن هُم إِلّا يَخرُصونَ

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
[Al An am 116]

Semoga Allah selalu memberi petunjuk dan hidayahNYA kepada diri saya sendiri,teman teman,dan semua muslimin,sehingga kita tidak terjatuh pada perbuatan yang menyalahi Allah dan Rasulnya.aamin ya rabbal alamin.
Semoga bermanfaat

[NO COPYRIGHT]

special thanks to : cheb achmad baraja as arabic translator

reference :

Here
Here
Here


kewajiban berpegang teguh kepada as sunnah dan waspada terhadap bid'ah karya Syeikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz

waspada terhadap bid'ah karya Syeikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz




Props to my brother Bilal Baya'sut :D :cool

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More